“Oh
Qyara..kenapa begitu cepat kau pergi
nak…”..
Mata ini
menumpahkan bulir-bulir bening. Sesekali ku menerawang ke langit-langit. Bayangan
anakku yang telahpergi
terlalu cepat.
Sungguh, memberikan duka terlalu dalam bagi bagi keluarga kami.
Seminggu yang lalu anakku yang ke 4 lahir dari
isteriku tercinta tepat pukul 08.32, hari Minggu tanggal 11 September 2011.
Kegembiraan kami tidak bisa digambarkan apalagi
kakaknya, anakku yang ke 3. Betapa senangnya bahkan saking senangnya apapun
yang dia punya selalu untuk dede. Di malam setelah kelahirannya kuberi nama “ Qyara Anjani Devanti” yang punya arti
: semoga Hati Putri, bijaksana dalam menjalankan kehidupannya, itulah harapan
kami sekeluarga. Sampai hari Selasa malam kami jalani kehidupan dengan penuh
cinta seperti biasa.
Hari Rabu tanggal 14 September 2011 sekitar pukul
08 pagi, aku dan isteriku bermaksud membawa anaku ke Klinik tempat ia
dilahirkan untuk melakukan kontrol, karena hari itu adalah jadwal kontrol yang
telah ditentukan oleh bidan yang membantu melahirkan anakku. Aku berjalan
menuju tempat biasa menyetop angkot, sepanjang perjalanan ( kurang lebih
berjarak 80 mtr dari rumahku ) tidak ada yang aneh dengan anakku bahkan sempat
bertemu dengan beberapa tetangga dan menyapa dengan senyum kepada anakku yang
berada dalam dekapan mamanya.
Namun..sesaat setelah menunggu angkot sekitar 5
menit, tiba-tiba napas anakku seperti
megap-megap. Isteriku panik bukan main dan akupun segera menyetop mobil apa
saja yang lewat tapi tidak satupun yang berhenti, akhirnya angkot datang dan
langsung aku booking agar secepatnya dibawa ke Klinik. Sesampainya di Klinik,
pihak Klinik hanya bisa memberikan pertolongan pertama dengan memberikan
oksigen dan harus dirujuk ke Rumah Sakit. Akupun segera menghubungi perusahaan
tempat aku bekerja untuk mengirim mobil bantuan namun ditunggu-tunggu tidak
datang, akhirnya aku pakai angkot lagi. Dengan dibantu bidan Klinik kami menuju
ke Rumah Sakit yang berjarak cukup jauh. Sepanjang jalan isteriku terus
menangis sambil menyebut-nyebut anakku., aku terus berdo’a ..” Ya Tuhan selamatkanlah
anakku..”
Tiba di Rumah Sakit langsung ke UGD..dokter
UGDpun segera memeriksa dan ia berkata : “Pak, Bu..maafkan saya, bayi ini sudah meninggal..” ternyata anakku telah
meninggalkan kami dalam perjalanan. Sontak isteriku histeris sambil teriak “
tolong obati anakku..tolong..Ayah obati si dede ayah…” akupun tidak dapat
menahan sedih, sambil bercucuran air mata ku ucap “Innalillahi Wa Innailaihi
Rooji’uun, maafkan ayah nak..”
“Oh Qyara..kenapa begitu cepat kau pergi nak…”..
Ternyata Tuhan punya rencana
lain terhadap anakku dan keluargaku..Semoga kau jadi ahli Syurga
ya nak…aamiin..semoga..!